Jumat, 06 Februari 2009

Keimanan

BAB I

HUBUNGAN ANTARA IMAN, ISLAM, DAN HARI AKHIR

HADITS

عن عمر رضي الله عنه قال : بَِيْنَمَا نَحْن جلوس عند رسول الله ص.م ذات يوم اِذ طلع علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد الشعر لا يرى عليه أثار السفر ولا يعرفه منّا أحد حتى جلس إلى النبي س.م. فأسند ركبته إلى ركبتيه ووضِع كفيه على فخذيه و قال: يا محمد ا اخبرني عن الإسلام فقال رسول الله : الإسلام أن تشهدأٰن لا إله إلآ الله و انٓ محمد ا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة و تصوم رمضان و تحج البيت إن استطعت إليه سبيلا. قال: صدقت. فعجبنا له يساله ويصدقه. قال: فاخبرني عن الإيمان، قال: ٰن تؤمن بالله و ملائكته و كتبه و رسله و اليوم الاخر و تؤمن بالقدر خيره و شره. قال: ضدقت. قال: فاخبرني عن الإحسان. قال:اٰن تعبد الله كٰانك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك. قال: فاخبرني عن الساعة، قال: ما المسؤول عنها باعلم من السائل. قال: فاخبرني عن امرتها، قال: ان تلد الا مة ربتها و ان ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون في البنيان. ثم الطلق فلبثت مليا ثم قال: يا عمر اتذري من السائل؟. قلت: الله و رسوله اعلم، قال: فإنه جبريل اتاكم يعلمكم دينكم. رواه المسلم

Dari ‘Umar R.A., beliau berkata: Pada suatu hari ketika kami duduk di dekat Rosululloh SAW, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Pada dirinya tidak tampak bekas dari perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Kemudian ia duduk di hadapan Nabi SAW, lalu mendempetkan kedua lututnya ke lutut Nabi, dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya, kemudian berkata,”Wahai Muhammad, terangkanlah kepadaku tentang Islam!” Kemudian Rosululloh SAW menjawab, ”Islam yaitu: hendaklah engkau bersaksi tiada Tuhan selain Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh, hendaklah engkau mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Romadlon, dan mengerjakan haji ke rumah Alloh jika engkau mampu mengerjakannya.” Orang itu berkata, ”Engkau benar.” Kami menjadi heran, karena dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkannya. Orang itu bertanya lagi, ”Lalu terangkanlah kepadaku tentang iman!” (Rosululloh) menjawab, Hendaklah engkau beriman kepada Alloh, beriman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada taqdir yang baik dan yang buruk.” Orang tadi berkata, ”Engkau benar.” Lalu orang itu bertanya lagi, ”Lalu terangkanlah kepadaku tentang ihsan!” (Beliau) menjawab, “Hendaklah engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun jika engkau tidak dapat (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.” Orang itu berkata lagi, ”Beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat!” (Beliau) menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.” Orang itu selanjutnya berkata, ”Beritahukanlah kepadaku tanda-tandanya!” (Beliau) menjawab, ”Apabila budak melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang-orang Badui yang bertelanjang kaki, yang miskin lagi penggembala domba berlomba-lomba dalam mendirikan bangunan.” Kemudian orang itu pergi, sedangkan aku tetap tinggal beberapa saat lamanya. Lalu Nabi SAW bersabda, ”Wahai Umar, tahukah engkau siapa orang yang bertanya itu?”. Aku menjawab, ”Alloh dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui.” Lalu beliau bersabda, ”Dia itu adalah malaikat Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” (HR. Muslim).


Kosa kata:

طلع

. فأسند

Tinjauan Sanad:

‘Umar R.A. : ialah ‘Umar bin Al-Khattab, khalifah kedua ummat Islam sekaligus mertua Rasulullah SAW dari pihak Hafsah binti ‘Umar bin Khattab. Masuk Islam sebelum hijrahnya Nabi ke Madinah dan wafat pada tahun 23 H karena dibunuh oleh salah seorang budak Persia bernama Abu Lu’lu’. Muslim : adalah Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an Naisaburi lahir di Naisabur pada tahun 202 H atau 817 M dan wafat pada Ahad sore, pada tanggal 24 Rajab 261 H. Sejak usia dini, beliau telah berkonsentrasi mempelajari hadits. Pada tahun 218 H, beliau mulai belajar hadits, ketika usianya kurang dari lima belas tahun. Ketika berusia sepuluh tahun, Imam Muslim sering datang dan berguru pada seorang ahli hadits, yaitu Imam Ad Dakhili. Selain kepada Ad Dakhili, di Khurasan, beliau berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray beliau berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu 'Ansan. Di Irak beliau belajar hadits kepada Ahmad bin Hanbal dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz beliau belajar kepada Sa'id bin Mansur dan Abu Mas 'Abuzar; di Mesir beliau berguru kepada 'Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan ulama ahli hadits lainnya. Ketika Imam Bukhari datang ke Naisabur, Imam Muslim sering mendatanginya untuk bertukar pikiran sekaligus berguru padanya. Ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az Zihli, beliau bergabung kepada Bukhari. Sayang, hal ini kemudian menjadi sebab terputusnya hubungan dirinya dengan Imam Az Zihli. Yang lebih menyedihkan, hubungan tak baik itu merembet ke masalah ilmu, yakni dalam hal penghimpunan dan periwayatan hadits-hadits Nabi SAW. Imam Muslim dalam kitab shahihnya maupun kitab-kitab lainnya tidak memasukkan hadits-hadits yang diterima dari Az Zihli, padahal beliau adalah gurunya. Hal serupa juga beliau lakukan terhadap Bukhari. Tampaknya bagi Imam Muslim tak ada pilihan lain kecuali tidak memasukkan ke dalam Kitab Shahihnya hadits-hadits yang diterima dari kedua gurunya itu. Kendatipun demikian, dirinya tetap mengakui mereka sebagai gurunya. Imam Muslim yang dikenal sangat tawadhu' dan wara' dalam ilmu itu telah meriwayatkan puluhan ribu hadits. Menurut Muhammad Ajaj Al Khatib, guru besar hadits pada Universitas Damaskus, Syiria, hadits yang tercantum dalam karya besarnya, Shahih Muslim, berjumlah 3.030 hadits tanpa pengulangan. Bila dihitung dengan pengulangan, katanya, berjumlah sekitar 10.000 hadits. Sementara menurut Imam Al Khuli, ulama besar asal Mesir, hadits yang terdapat dalam karya Muslim tersebut berjumlah 4.000 hadits tanpa pengulangan, dan 7.275 dengan pengulangan. Jumlah hadits yang beliau tulis dalam Shahih Muslim itu diambil dan disaring dari sekitar 300.000 hadits yang beliau ketahui. Untuk menyaring hadits-hadits tersebut, Imam Muslim membutuhkan waktu 15 tahun. Imam Muslim menjadi orang kedua terbaik dalam masalah ilmu hadits (sanad, matan, kritik, dan seleksinya) setelah Imam Bukhari.

Imam Muslim memiliki jumlah karya yang cukup penting dan banyak. Namun yang paling utama adalah karyanya, Shahih Muslim judul singkat, yang sebenarnya berjudul Al-Musnad as-Shahih, al-Mukhtashar minas Sunan, bin-Naqli al-’Adl ‘anil ‘Adl ‘an Rasulillah. Sebenarnya kitab tersebut dipublikasikan untuk Abu Zur’ah, salah seorang kritikus hadits terbesar, yang biasanya memberikan sejumlah catatan mengenai cacatnya hadits. Lantas, Imam Muslim kemudian mengoreksi cacat tersebut dengan membuangnya tanpa argumentasi. Karena beliau tidak pernah mau membukukan hadits-hadits yang hanya berdasarkan kriteria pribadi semata, dan hanya meriwayatkan hadits yang diterima oleh kalangan ulama, hadits-hadits Muslim terasa sangat populis. Imam Muslim berhasil menghimpun karya-karyanya, antara lain seperti: Al-Asma’ wal-Kuna, Irfadus Syamiyyin, Al-Arqaam, Al-Intifa bi Juludis Siba’, Auhamul Muhadditsin, At-Tarikh, At-Tamyiz, Al-Jami’, Hadits Amr bin Syu’aib, Rijalul ‘Urwah, Sawalatuh Ahmad bin Hanbal, Thabaqat, Al-I’lal, Al-Mukhadhramin, Al-Musnad al-Kabir, Masyayikh ats-Tsawri, Masyayikh Syu’bah, Masyayikh Malik, Al-Wuhdan, dan As-Shahih al-Masnad.


Tinjauan Makna:

Dienul Islam mencakup tiga hal, yaitu: Islam, Iman dan Ihsan. Islam berbicara masalah lahir, iman berbicara masalah batin, dan ihsan mencakup keduanya. Tidaklah ke-Islam-an dianggap sah kecuali jika terdapat padanya iman, karena konsekuensi dari syahadat mencakup lahir dan batin. Demikian juga iman tidak sah kecuali ada Islam (dalam batas yang minimal), karena iman adalah meliputi lahir dan batin.


BAB II

BERKURANGNYA IMAN DAN ISLAM KARENA MAKSIAT

HADITS

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال: لا يزنى الزانى حين يزنى وهو مؤمن و لا يسرق السارق حين يسرق و هو مؤمن و لا يشرب الخمر حين يشربها و هو مؤمن. رواه المسلم

Dari Abu Hurairah R.A., Sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda, “Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman. Tidak ada pencuri ketika mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman.” (Shahih Muslim No.86)

Kosa kata:

حين

Tinjauan Sanad:

Abu Hurairah R.A. : adalah Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi atau Abdullah bin Sakhr ad- Dausy at- Tamimy (lahir 598 di Yaman dan wafat 678 M atau tahun 59 H, di Madinah, dan dimakamkan di Baqi' karena sakit), para ahli sejarah berbeda pendapat tentang nama beliau dan nama ayahnya. Beliau sendiri mengidentifikasikan diri bernama Abu Syams pada masa jahiliah dan diganti namanya menjadi Abdullah atau Abdurrahman oleh Rasululloh SAW setelah ia memeluk Islam di Makkah bersama Thufail bin Amr kurang lebih pada tahun 629 M. Mendapat sebutan Abu Hurairah (Bapaknya Anak Kucing) karena suka memelihara dan merawat kucing. Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi Muhammad, yaitu sebanyak 5.374 hadits. Di antara yang meriwayatkan hadist darinya adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain. Imam Bukhari pernah berkata, "Tercatat lebih dari 800 orang perawi hadits dari kalangan sahabat dan tabi'in yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah".

Mengapa Abu Hurairah begitu banyak meriwayatkan hadits? Jawabnya ialah karena ia termasuk salah satu di antara kaum fakir muhajirin yang tidak memiliki keluarga dan harta kekayaan, yang disebut Ahlush Shuffah yang bertempat tinggal di depan Masjid Nabawi, sehingga di kala sahabat lain sibuk bekerja, ia dapat mengamati perilaku kehidupan Nabi sehari-hari secara lebih dekat. Beliau pernah menjabat Gubernur Madinah dan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab menjadi gubernur wilayah Bahrain untuk masa tertentu. Tapi, karena mendapat fitnah korupsi, ia diberhentikan. Saat Umar bermaksud mengangkatnya lagi untuk yang kedua kalinya, ia menolak. Ketika perselisihan terjadi antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan, ia tidak berpihak kepada salah satu di antara mereka. Pada masa kini, banyak pengamat hadits yang mulai mengkritisi Abu Hurairah terutama dari kalangan Syi’ah disebabkan oleh adanya beberapa hadits riwayatnya yang dinilai bertentangan dengan Al-Qur’an, tidak rasional, dan berbau Israilliyat. Di samping itu, ada kecurigaan sebagian kalangan Syi’ah atas kredibilitasnya karena meriwayatkan hadits jauh melampaui sahabat nabi lainnya bahkan daripada ‘Aisyah, isteri Nabi yang selalu dekat dengan Nabi. Kalangan Syi’ah-pun menolak semua hadits yang diriwayatkannya. Wallahu A’lam.

Muslim : telah dibahas sebelumnya.


BAB III

RASA MALU SEBAGIAN DARI IMAN

HADITS I

عن ِبن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: الحياء من الإيمان. متفق عليه

Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Malu adalah sebagian dari iman." Muttafaq Alaihi.

HADITS II

و عن إبن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إن مما ا درك الناس من كلام النبوة الاولى إذا لم تستح فاصنع ما شئت. أخرجه البخارى.

Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Di antara nasehat yang didapat orang-orang dari sabda nabi-nabi terdahulu ialah: Jika engkau tidak malu berbuatlah sekehendakmu." Riwayat Bukhari.

Kosa kata:

الحياء

تستح

Tinjauan Sanad:

Hadits I

Ibnu ‘Umar R.A. : adalah Abu ‘Abdurrahman Abdullah bin ‘Umar bin al-Khaththab al-Quraisyi al-‘Adawy lahir di Makkah tahun 618 M dan wafat di kota yang sama tahum 73 H/695 M. Beliau adalah saudara kandung Hafshah binti ‘Umar bin Al-Khaththab, isteri Nabi. ‘Abdullah ini meriwayatkan 2630 hadits. 1700-an di antaranya disepakati oleh Bukhari-Muslim. 81 diriwayatkan oleh Bukhari sendiri, sedang Muslim sendiri meriwayatkan 31 hadits darinya.

Muttafaqun ‘Alaih : adalah sebutan bagi Bukhari-Muslim, yang mana suatu hadits telah disepakati keshahihannya oleh dua Imam hadits terbesar tersebut.

Hadits II

Ibnu Mas’ud R.A. : adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib al Hudzaly, sahabat Nabi tergolong As Sabiqunal Awwalun yang wafat di Madinah tahun 32 H/654 H. Jenazahnya dishalatkan oleh Khalifah ‘Utsman. Beliau meriwayatkan sejumlah 848 hadits. Disepakti oleh Bukhari-Muslim sebanyak 64, Bukhari sendiri: 21, dan Muslim sendiri: 35 hadits.

Bukhari : adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju'fiy Al Bukhari, lahir pada hari Jumat, 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M) dan meninggal pada tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari di Khartand, sebuah desa kecil terletak dua farsakh (sekitar 10 km) sebelum Samarkand.. Kakeknya bernama Bardizbeh, turunan Persi yang masih beragama Zoroaster. Tapi orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman Al-Ja’fiy. Imam Bukhari adalah ahli hadits yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya. Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab As-Siqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara' dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang hukumnya bersifat syubhat (ragu-ragu), terlebih lebih terhadap hal-hal yang sifatnya haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan mudir dari Imam Malik. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil. Perhatiannya kepada ilmu hadits yang sulit dan rumit itu sudah tumbuh sejak usia 10 tahun, hingga dalam usia 16 tahun beliau sudah hafal dan menguasai buku-buku seperti "al-Mubarak" dan "al-Waki".

Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur di Bukhara. Bersama gurunya Syekh Ishaq, beliau menghimpun hadits-hadits shahih dalam satu kitab, di mana dari satu juta hadits yang diriwayatkan oleh 80.000 perawi disaring lagi menjadi 7275 hadits. Di antara guru-guru beliau dalam memperoleh hadits dan ilmu hadits antara lain adalah Ali bin Al Madini, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Yusuf Al Faryabi, Maki bin Ibrahim Al Bakhi, Muhammad bin Yusuf al Baykandi dan Ibnu Rahwahih. Selain itu ada 289 ahli hadits yang haditsnya dikutip dalam kitab Shahih-nya. Karyanya yang pertama berjudul "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien). Kitab ini ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Ketika menginjak usia 22 tahun, Imam Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dengan ibu dan kakaknya yang bernama Ahmad. Di sanalah beliau menulis kitab "At-Tarikh" (Sejarah) yang terkenal itu. Karya lainnya antara lain: kitab Al-Jami' ash Shahih, Al-Adab al Mufrad, At Tharikh as Shaghir, At Tarikh Al Awsat, At Tarikh al Kabir, At Tafsir Al Kabir, Al Musnad al Kabir, Kitab al 'Ilal, Raf'ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, Kitab Ad Du'afa, Asami As Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami' as-Shahih yang lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari. Banyak para ahli hadits yang berguru kepadanya, diantaranya adalah Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam Muslim bin Al Hajjaj (pengarang kitab Shahih Muslim). Menurut Ibnu Shalah, dalam kitab Muqaddimah, kitab Shahih Bukhari itu memuat 7275 hadits. Selain itu ada hadits-hadits yang dimuat secara berulang, dan ada 4000 hadits yang dimuat secara utuh tanpa pengulangan. Penghitungan itu juga dilakukan oleh Syekh Muhyiddin An Nawawi dalam kitab At-Taqrib. Dalam hal itu, Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam kata pendahuluannya untuk kitab Fathul Bari (yakni syarah atau penjelasan atas kitab Shahih Bukhari) menulis, semua hadits shahih yang dimuat dalam Shahih Bukhari (setelah dikurangi dengan hadits yang dimuat secara berulang) sebanyak 2.602 buah. Sedangkan hadits yang mu'allaq (ada kaitan satu dengan yang lain, bersambung) namun marfu (diragukan) ada 159 buah. Adapun jumlah semua hadits shahih termasuk yang dimuat berulang sebanyak 7397 buah. Perhitungan berbeda diantara para ahli hadits tersebut dalam mengomentari kitab Shahih Bukhari semata-mata karena perbedaan pandangan mereka dalam ilmu hadits.

Tinjauan Makna:

Hadits I

Hadits II


DAFTAR PUSTAKA

Abu Hurairah, dalam Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Internet: http://www.id.wikipedia.org/

Al-Atsqalaniy, Ibnu Hajar. t.t. Bulughul Maram min Adilat Al-Ahkam. Surabaya: Darul ‘Abidin li Ath-Thabaa’ah wa An-Nasyr wa At-Tauzi’.

Ad-Dimasyqi, Zakiyuddin Abdul Adhim Al-Mundzariy. t.t. Mukhtashar Shahih Muslim. Damaskus: Al-Maktabah Al-Islamiy

Anshar, Muhammad Yusran. ed. t.t. Matan Hadits Arba’in dan Dzikir Pagi dan Petang Solo: Pustaka At-Tibyan.

Ash-Shiddieqy, T.M. Hasby. 1974. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang.

Efendi, Sofyan. 2006. Hadits Web 3.0 Kumpulan dan Referensi Belajar Hadits (Software). Internet: http://opi.110mb.com/